Kisah seorang mu'min yang sangat memuliakan ustadz nya, namun tidak kepada mu'min setaranya....
Jika ia bertemu dengan Ustadz
Iapun segera tersenyum & tergopoh gopoh menyambutnya dan mengucapkan salam padanya
Namun
Ketika ia bertemu dgn saudaranya yg muslim awam
Ia pun menjadi sangat “berwibawa"
Sehingga tersenyumpun menjadi sulit baginya
Dan ucapan salampun menjadi berat bagi lisannya
Ketika mendengar kabar bahwa sang Ustadz sakit
Iapun tergopoh gopoh menjenguknya
Krna begitulah seorang muslim katanya
Namun
Ketika yg sakit adlh seorang muslim yg awam
Iapun berkata: ” Ma’af saya sdang sibuk ”
Ketika sang Ustadz bersin & bertahmid.
Dgn semangat ia membalas ” Yarhamukallahu ”
Namun
Ketika yg bersin muslim yg awam & bertahmid.
Berat lidahnya mengucapkan ” Yarhamukallahu”
Ketika Sang Ustadz ditimpa musibah
Iapun tergopoh gopoh menggalang & mengumpulkan dana
Namun
Ketika musibah menimpa seorang muslim yg awam
Iapun hanya bisa berkata ” Ooh, begitu ya kejadian nya..”
Bahkan
Ketika seorang muslim yg awam meninggal dunia
Iapun tidak punya waktu untuk mensholatkan dan mengiringi jenazahnya.
Ketika sang Ustadz memposting sebuah artikel ilmiah.
Maka ia pun ikut meramaikan komentar:
“Ma Sya Allah.. Mantap artikelnya Ustadz ”
” Luar biasa ..Izin share ustadz”
Dll
Namun
Ketika seorang muslim yang awam memposting.
Apa yang ia ketahui dari nasehat dan perkataan para ulama.
Iapun enggan untuk membacanya.
Duhai
Kasihannya menjadi orang biasa.
Ingin rasanya orang biasa ini berkata:
” Wahai para Ustadz..
Jangan katakan kepada para jamaah:
حق المسلم على الأستاذ خمس
“Hak muslim terhadap Ustadz ada lima.”
Akan tetapi ajarkanlah mereka :
حَقُّ المسلمِ على المسلمِ خمسٌ : ردُّ السلامِ، وعيادةُ المريضِ، واتباعُ الجنائزِ، وإجابةُ الدعوةِ، وتَشميتُ العاطسِ .
( صحيح البخاري – : 1240 عن أبي هريرة)
“Hak muslim terhadap muslim lainnya ada lima,” Menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan menjawab (dengan yarhamkallah) bila ia bersin (dan mengungkapkan Alhamdulillah)
(HR. Bukhori)